Jumat, 20 April 2012

Tugas Dan Tanggung Jawab Mualim

Tugas Dan Tanggung Jawab Mualim



 
Tanggung jawab seorang mualim / nakhoda di atas kapal

 
Tugas jaga di laut adalah pengaturan dinas jaga laut di kapal dilaksanakan sebagai berikut :

  • Jam 00.00 - 04.00 Jaga larut malam (Dog Watch) -Mualim II

  • Jam 04.00 - 08.00 Jaga dini hari (Morning Watch) -Mualaim I dan IV

  • Jam 08.00 - 12.00 Jam jaga pagi hari (Forenoon Watch) -Mualim III

  • Jam 12.00 - 16.00 Jam jaga siang hari (Afternoon Watch) -Mualim II

  • Jam 16.00 - 20.00 Jam jaga sore hari (Evening Watch) -Mualim I dan IV

  • Jam 20.00 - 24.00 Jam jaga malam hari (Night Watch) -Mualim III
Kecuali diatur oleh Nakhoda, maka penjagaan biasanya dilakukan seperti tertera pada daftar di atas. Pertukaran jaga dilakukan dengan menyerah terimakan jaga dari perwira jaga lama kepada penggantinya. Perwira jaga baru akan di bangunkan 1/2 jam sebelumnya. Setelah berada di anjungan harus melihat haluan kapal, lampu suar perintah Nakhoda, membiasakan diri dengan situasi yang ada. Mualaim yang diganti dengan menyerahkan jam jaganya dengan memberikan informasi yang diperlukan seperti posisi akhir, Cuaca, kapal lain dan hal - hal lain yang dipandang perlu.

Sebagai Catatan, Mualim jaga setelah selesai jaganya harus meronda kapal, terutama pada malam hari misalnya pemeriksaan peranginan palka, kran - kran air, cerobong asap, lashingan muatan dan lain - lain.

TUGAS MUALIM JAGA DI LAUT

  1. Memeriksa posisi kapal, Kesalahan Kompas, haluan yang di kemudikan dan semua peralatan navigasi di anjungan.
  2. Memeriksa keadaan keliling, perairan, benda - benda navigasi, kapal dan lain - lain
  3. Membawa kapal dengan selamat sesuai dengan peraturan nasional maupun internasional dalam penyimpangan.
  4. Memangamati dengan baik dengan panca Indra keseluruhan kapal dan sekitarnya serta bertindak yang sesuai.
  5. Melaporkan kepada Nakhoda jika terjadi situasi meragukan.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MUALIM JAGA

  1. Menjaga keamanan dan keselamatan kapal, penumpang, muatan antara lain : menentukan posisi kapal secara rutin, melashing muatan dan lain - lain.
  2. Menjalankan perintah Nakhoda antara lain : tidak dikenankan meninggalkan anjungan tanpa diganti mualim yang lain atau Nakhoda, pada lazimnya Nakhoda telah membuat " Standing Orders" yang harus dilaksanakan oleh semua mualim.
  3. Menjalankan peraturan pada saat itu antara lain : melakukan tindakan berjaga - jaga yang baik sesuai aturan - aturan yang ada di dalam P2TL dan lain - lain.
  4. Berko'ordinasi dengan perwira jaga mesin (masinis jaga).
  5. Dalam situasi darurat harus memberitahukan kepada Nakhoda.

Gaya Dan Momen Yang Penting Untuk Perilaku Pengemudian

Untuk mempelajari gaya - gaya dan momen - momen, yang bekerja pada kapal adalah sangat praktis untuk memilih tatasumbu yang terikat tetap pada kapal, sebagai titik awal kita ambil titik tengah masa G dari kapal, poros - x positif berada, membujur kapal ke depan, poros - y positif melintang kapal ke kanan dan poros- z positif vertikal ke bawah, mengingat bahwa arus yang homogen tidak berpengaruh pada gerakan kapal terhadap air, tanpa merusak kesepakatan umum, dapat kita anggap bahwa tidak ada arus.

Gaya yang berkerja pada kapal adalah sebagai berikut :

  1. Gaya dorongan Fs yang dibangkitkan oleh baling - baling, bekerja pada arah - x positif.
  2. Selanjutnya terdapat gaya tahan yang dialami kapal dari air yang mengalir melewatinya, yang di sebut "Gaya Gandeng Fw yang bekerja pada arah - x negatif. Jika sudut rimban rb # 0 badan kapal akan mengalami gaya Hidrodinamis Fh yang dapat kita urai dalam arah poros - poros. Akhirnya pada sudut kemudi δ # 0 terdapat gaya FR pada kemudi yang di sebabkan air yang mengalir melewatinya, yang juga kita dapat uraikan menjadi komponen melintang FRY dan komponen membujur FRX jadi sekarang pada arah - x kita dapati :
Fx = Fs + FW+ FWX + FRX
Dan pada arah - Y FY = FNY + FRY
Disamping itu , FR dan FN menimbulkan momen - momen pada poros - z yang menyebabkan berputarnya kapal.
Komponen - komponen darinya memberikan bantuan pada Fx dan Fy lagi pula pada momen M. Yang sangat penting artinya untuk pengemudian. Gaya - gaya Fx dan Fy dan momen Hidrosdinamis tergantung dengan cara yang rumit pada kecepatan dan percepatan pada arah -x dan -y, lagi pula pada sudut kemudi δ dan kecepatan sudut kemudi δ. Gaya - gaya yang dibangkitkan oleh angin, kecuali pada kecepatan angin dan laju kapal, tergantung pada besarnya permukaan yang tegak lurus pada arah poros - poros dan SKKn dari arah angin. Komponen -y dari gaya airodinamis menyebabkan adanya momen - momen terhadap poros -z. Momen ini memainkan peran yang penting dalam pengemudian. Hanyutan yang disebabkan oleh komponen - komponen -y adalah yang berupa sudut rimban.

Perilaku Pengemudian Kapal

Kapal dalam keadaan berlayar tidak akan - tanpa tindakan apapun - dapat berlayar terus, dengan kata lain mengikuti lintas di atas air pada arah membujur kapal, juga tidak tanpa adanya pengaruh gangguan dari angin atau ombak. Hal ini di sebabkan karena badan kapal tidak secara sempurna simetris, dan sebagai akibat dari kerjanya baling - baling.
  • Kapal yang mempunyai baling - baling tunggal akan mengalami gejala perubahan haluan ke kanan, Untuk dapat menstabilkan HS (Haluan Sejati) kapal atau mengendalikannya, diperlukan unsur - unsur pengemudian. Di dalam termasuk kemudi, baling - baling yang memberikan tenaga dorong dan baling - baling haluan atau baling - baling samping. Baling - baling pendorong, baling - baling haluan atau baling - baling samping merupakan organ "Pengemudian yang Aktif". Sebaliknya, kemudi merupakan organ pengemudian yang pasif, yaitu jika kita inginkan dampak dari kemudi, harus ada air yang cukup yang lewat dengan kecepatan yang cukup, ini terjadi jika kapal sedang laju (berlayar), tetapi juga dapat terjadi pada kapal berhenti dengan menjalankan baling - baling pendorong. Secara "Fundamental" gerakan yang di lakukan oleh kapal adalah "Gaya Hidrodinamis" yang berkerja pada kapal. Gaya - gaya ini terjadi karena air yang melewatinya. Arus air ini dipengaruhi oleh organ - organ pengemudian.

Pengemudian Kapal

Pengemudian kapal adalah bagian tugas navigator yang penting. Maksudnya membawa kapal ke garis haluan yang telah di tentukan dan untuk menahannya di situ. Hal ini dapat di kontrol dengan acuan ekstern, seperti garis suar, garis - indeks paralel atau nilai - documenter tetap.

  • Jika navigator melihat garis suar terbuka, gema acuan meninggalkan acuan indeks paralel atau penunjuk dokumenter berubah, maka dengan memberikan aba - aba kemudi. Ia merubah haluan demikian, sehinggal setelah berselang waktu tertentu, kedua suar dilihat berimpit kembali, gema kembali kepada indeks paralel, atau dibrikan lagi dokumenter tetap. Jika kita tidak mendapatkan acuan ekstern ini, kapal dapat di kemudikan sedemikian rupa agar Hd (atau - jika perlu - Hp - nya) dapat di tahan konstan. Selebihnya ini tidak menjamin bahwa kita mengikuti jalur.
  • Loksodrom tertentu, tetapi untuk sementara, yaitu antara dua penentuan - PPM adalah mencukupi (PPM = Posisi Paling Mendekati).
  • Mengikuti lintas lengkung mengakibatkan bahwa Hs jadi juga Hd (atau Hp) berubah secara kontinu. kecepatan - perubahan ∆ Hs dapat di tunjukan oleh " Rate Of Turn Indicator". ( ROTI ).
  • Pengemudian pada lintas lengkung ini sekarang dapat terlaksana demikian, sehinggap dapat dapat di pertahankan ∆ Hs / ∆ w yang konstan. Dalam proses pengemudian, navigator dapat dibantu oleh jurumudi atau dapat menggunakan outomat pengemudian. Dalam kedua keadaan ini berlaku bahwa ia harus mengenal baik sifat pengemudian dari kapalnya. Dalam keadaan yang pertama agar dapat memberikan aba - aba yang benar kepada juru mudi pada waktunya, dan pada keadaan yang kedua, agar dapat menyetel otomat pengemudian secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar