Rabu, 23 November 2011

Baringan empat Surat ( 45)derajat


Pengertian Dasar
Baringan empat surat (45) drj adalah baringan sudut berganda dimana
baringan kedua berada melintang dengan kapal membentuk sudut 90 drj ,
yang artinya dimana garis baringan dipeta terlukis untuk Baringan Sejati I
(Bs.I) dengan sudut 45 drj dan baringan sejati II (Bs.II) dengan sudut 90 drj .
Seperti pada baringan sudut berganda pada baringan kedua (Bs.II) yang
telah dijabarkan menjadi Baringan Pedoman (Bp.II) dijaga pada pedoman
baringan sampai benda baringan tersebut sama (tepat) dengan Baringan
Pedoman yang dihitung (90).
Jika baringannya (Bp) cocok ,kemudian jam/waktu dicatat dan jarak
ditempuh dari baringan I ke baringan II jiga dihitung. Kemudian akhirnya
posisi kapal (S) dapat diketemukan Langkah-langkah membaring
 
Langkah-langkah proses baringan empat surat (450 ) seperti tersusun dan
terurai berurutan dibawah ini :
Adapun caranya adalah sebagai berikut :
 
1. Dipeta dilukiskan garis garis baringan benda I dan II sedemikian rupa
sehingga membentuk sudut 45 drj (4 surat) dan 90 drj dengan garis
haluan kapal,
2. Baringan Sejati (Bs.I) dan Baringan Sejati II (Bs.II) diubah menjadi
BP.I dan Bp.II,
3. Mualim jaga bersiap siap di mawar pedoman / kompas baringan, pada
saat Bp.I cocok dengan arah baringan yang telah dihitung dicatat jam
/ pukul / penunjuk waktu, pada saat Bp.II cocok dengan arah baringan
yang telah dihitung dicatat jam / pukul / penunjuk waktu dan jarak
4. Jarak yang ditempuh dari baringan I sampai baringan II dihitung dan
jangkakan dari benda A pada garis baringan II didapatkan titik S,
5. Titik S pada baringan sejati II (Bs.II) merupakan posisi kapal.
 
 

Pandu kapal

Hari ini aku mau nulis tentang marine pilot?
marine pilot is a mariner who guides ships through dangerous or congested waters, such as harbours or river mouths. However, the pilot is only an advisor, as the master remains in legal, overriding command of the vessel.
sebagai nakhoda di atas kapal kita akan berhubungan terus menerus dgn pilot karena kita membutuhkan jasa mereka di saat kita memasuki atau meninggalkan sebuah pelabuhan. pilot atau istilah indonesianya adalah pandu. tugas dari pandu adalah membawa kapal masuk dan keluar dari pelabuhan dengan aman. karena pandu kapal mempunyai pengetahuan lebih dari nakhoda pakal tsb. dia memahami betul daera setempat yg di layari agar kapal terhindar dari bahaya navigasi.
tetapi tidak semua daerah yg bisa di singgahi kapal harus wajib pandu/pilot ada istilah dalam pelayaran yg pertama daerah yg compulsary  yaitu suatu daerah dimana di wajibkan untuk memgunahkan jasa pandu (daerah tsb ada aturan setempat atau daerah ranjau) dan voinutary  yaitu suatu daerah dimana tidak diwajibkan untuk menggunahkan jasa pandu/pilot sesuai aturan setempat/dapat memakai apabilah nakhoda tidak berpengalaman pada daerah tersebut.
pandu di indonesia ada beberapa sebutan.
1. pandu bandar. tugas di dalam pelabuhan besar / kecil yg nuntun dan menyandarkan kapal di dalam pelabuhan (biasa senior pilot yg mempunyai pengalaman yg cukup)
2. Pandu luar. tugasnya di daerah yg biasa mempunyai sungai yg panjang dan membutuhkan waktu tempu dalam pelayaran untuk sampai ke tempat pelabuhan utama membutuhkan waktu yg cukup lama. setelah sampai di tempat pilot point maka tugasnya akan di ambil oleh pandu bandar ( biasa masi junior pilot dan kurang pengalaman)
3. pandu Alam. tugasnya hanya memberikan nasehat ke pada nakhoda di mana terdapat bahaya bahaya navigasi ( semua komando di bawa nakhoda) pandu alam ini biasanya seorang penduduk setempat yg paham akan keadaan daerah setempat.
hubungan antara pilot dan captain kapal harus di jaga dgn baik agar tercipta hubungan kerja yg baik. di dalam bridge management ada Asas yg mesti kita perhatikan jika ada seorang pandu di atas kapal sbg:
  • 1. Keberadaan pandu tidak mengabil alih tugas dan tanggung jawab nakhoda
  • 2. pandu dan nakhoda harus saling bertukar informasi dan bekerja sama
  • 3. Harus di beritahukan kepada pandu letak alat alat keselamatan yg di perlukan untuk di gunahkan
  • 4. jika ada keragu raguan mengenai tindakan pandu Nakhoda meminta penjelasan kepada pandu
  • 5. Gerakan kapal dan perinta pandu harus di pantau dgn baik oleh nakhoda.
sesuai point di atas sbg nakhoda kita berhak mengintervensi tindakan pandu jika kita menganggap ada keragu raguan yg bisa membahayakan keselamatan pelayaran kapal kita. atau dgn kata lain mengambil alih komando saat itu.
di bawah ini aku hanya adalah video yg menggambarkan hubungan anatara ship captain & marine pilot di atas kapal. Thanks/semoga bermanfaat

CARA PENENTUAN POSISI KAPAL DENGAN BARINGAN MATAHARI


Cara menentukan posisi kapal dengan baringan benda angkasa Matahari yaitu caranya sebagai berikut ;
1. Mencari Titik Tinggi Matahari (posisi Matahari :lintang & bujur)
2. Mencari Arah Garis Tinggi Matahari (Azimuth Matahari)
3. Baringan Matahari harus 2 kali penilikan, biasanya penilikan pertama dan kedua selisih 1 jam .
4. Perpotongan 2 AGT itu  adalah  posisi kapal. 

Teknik Pelayaran


DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG STUDI KEAHLIAN       : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN  :  PELAYARAN
KOMPETENSI KEAHLIAN          :  1.   NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN (054)
2.   TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN (055)
3.   NAUTIKA KAPAL NIAGA (056)
4.   TEKNIKA KAPAL NIAGA (057)
  1. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
  1. Menerapkan hukum laut
1.1        Menjelaskan hukum-hukum laut 1.2        Menjelaskan tanggung jawab awak kapal menurut hukum-hukum yang berkaitan dengan P2TL
1.3        Menjelaskan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha pelayaran
1.4        Menjelaskan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan awak kapal
1.5        Menerapkan perjanjian kerja laut
1.6        Menjelaskan tentang kelaikan laut kapal
  1. Memahami bangunan kapal
2.1        Mengidentifikasi jenis-jenis bangunan dan bagian-bagian kapal 2.2        Menguraikan ukuran-ukuran pokok kapal
2.3        Menjelaskan tonase kapal
2.4        Menjelaskan tangki-tangki dasar berganda
2.5        Mendeskripsikan struktur dan bagian-bagian bangunan kapal
  1. Memahami stabilitas kapal
3.1        Mendeskripsikan stabilitas kapal 3.2        Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas kapal
3.3        Menjelaskan penggunaan data stabilitas, daftar trim dan stabilitas awal
3.4        Menjelaskan cara bongkar muat

3.5        Menjelaskan pengaruh dari stabilitas kapal pada saat pembongkaran dan pemuatan 3.6        Menjelaskan penggunaan Plimsoll Mark
3.7        Menghitung pengaruh permukaan bebas (free surface effect)
3.8        Menjelaskan percobaan kesetimbangan (inclining experiment)
  1. Menerapkan dasar-dasar elektronika
4.1        Menjelaskan dasar-dasar elektronik 4.2        Mengidentifikasi komponen-komponen elektronika
4.3        Menjelaskan simbol-simbol elektronika
4.4        Membaca rangkaian elektronika
  1. Memahami mesin penggerak utama
5.1        Menjelaskan mesin penggerak utama 5.2        Menjelaskan bagian-bagian sistem penggerak kapal
5.3        Menjelaskan jenis-jenis mesin kapal dan cara kerjanya
5.4        Menghitung pemakaian bahan bakar
5.5        Menjelaskan mesin-mesin bantu di kapal
  1. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3)
6.1        Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 6.2        Melaksanakan prosedur K3
6.3        Menguraikan peraturan ILO/IMO tentang awak
6.4        Mengidentifikasi sebab-sebab kecelakaan
6.5        Menjelaskan tindakan pencegahan untuk memasuki ruangan tertutup
6.6        Melakukan tindakan pencegahan kecelakaan di atas kapal
  1. Melakukan pencegahan polusi lingkungan laut
7.1        Menjelaskan Marpol 1973 7.2        Mendeskripsikan peralatan pencegah pencemaran laut
7.3        Mengoperasikan peralatan pencegah pencemaran laut

7.4        Mencegah dan menanggulangi pencemaran laut
  1. Menerapkan prosedur darurat dan SAR
8.1        Menjelaskan prosedur darurat 8.2        Menjelaskan keadaan darurat di kapal
8.3        Menanggulangi keadaan darurat
8.4        Menerapkan isyarat bahaya
8.5        Melakukan tindakan dalam keadaan darurat
8.6        Menggunakan lintas penyelamatan diri
8.7        Melakukan SAR untuk kapal lain sesuai standar prosedur yang ditentukan
  1. Melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran
9.1        Menjelaskan prinsip pencegahan dan pemadaman kebakaran 9.2        Menjelaskan klasifikasi api
9.3        Memilih media pemadam kebakaran
9.4        Menggunakan alat-alat pelindung pernapasan
9.5        Mengorganisasikan peran pemadaman kebakaran di kapal
9.6        Melakukan pemadaman kebakaran
  1. Menerapkan prosedur penyelamatan di kapal
10.1    Menjelaskan prosedur penyelamatan di kapal 10.2    Menerapkan prinsip umum bertahan hidup di laut
10.3    Menerapkan tindakan keadaan darurat dan evakuasi di atas kapal
10.4    Mengoperasikan sekoci dan perlengkapannya
10.5    Mengoperasikan perlengkapan radio darurat
10.6    Melakukan tindakan penyelamatan diri di atas pesawat luput maut
  1. Menerapkan pelayanan medis di atas kapal
11.1    Menjelaskan prinsip dasar pelayanan medis 11.2    Menjelaskan susunan tubuh manusia dan fungsinya

11.3    Menerapkan prinsip umum P3K 11.4    Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
11.5    Melakukan penyelamatan dan pengangkutan korban/penderita akibat kecelakaan
  1. Menerapkan hubungan kemanusiaan dan tanggungjawab sosial di atas kapal
12.1    Menjelaskan hubungan kemanusiaan dan tanggung jawab sosial di atas kapal 12.2    Menjelaskan aspek umum hubungan antar manusia
12.3    Menerapkan hubungan antar manusia dalam kehidupan sosial di kapal
12.4    Menerapkan hubungan sosial dalam lingkungan kerja
12.5    Menerapkan kepemimpinan di atas kapal.

  1. KOMPETENSI KEJURUAN
    1. Nautika Kapal Penangkap Ikan (054)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
  1. Merencanakan pelayaran
1.1        Menjelaskan perencanaan pelayaran 1.2        Menerapkan berbagai publikasi navigasi dalam pelayaran
1.3        Menggunakan benda/alat bantu navigasi, dalam pelayaran
1.4        Menentukan posisi kapal dengan benda darat
1.5        Menentukan posisi duga kapal
1.6        Menentukan posisi kapal dengan alat navigasi elektronik dan matahari
  1. Menggunakan alat navigasi konvesional
2.1        Menjelaskan penggunaan alat navigasi konvesional 2.2        Mengoperasikan alat perum tangan
2.3        Mengoperasikan alat magnetik kompas, pejera celah benang dan pelorus
2.4 Mengoperasikan alat sextan
2.5        Mengoperasikan alat azimut circle
2.6        Mengoperasikan alat chronometer
2.7        Mengoperasikan alat topdal tunda
  1. Menggunakan alat navigasi elektronik
3.1        Menjelaskan alat navigasi elektronik 3.2        Mengoperasikan gyro kompas dan gyro pilot
3.3        Mengoperasikan radar, RDF dan GPS
3.4        Mengoperasikan topdal chernikef
3.5 Mengoperasikan echo sounder
3.6        Mengoperasikan sonar
3.7        Mengoperasikan course recorder
  1. Melakukan dinas jaga di kapal
4.1        Menjelaskan dinas jaga di kapal 4.2        Menerapkan P2TL
4.3        Menerapkan dinas jaga navigasi
4.4        Menerapkan prosedur kelompok kerja anjungan
4.5        Memonitor rute pelayaran
4.6        Melakukan dinas jaga dalam kondisi daerah yang berbeda-beda dan di pelabuhan kapal sandar
4.7        Melakukan dinas jaga, labuh jangkar dan cuaca buruk
  1. Menggunakan radar
5.1        Menjelaskan pengunaan radar 5.2        Menyalakan radar dan menjaga tampilan radar
5.3        Menghitung haluan dan kecepatan kapal dengan radar.
5.4        Menentukan CPA, TCPA, meeting, over taking ships
5.5        Menentukan posisi kapal dengan radar
5.6        Mencegah bahaya tubrukan dengan radar
5.7        Menerapkan P2TL dengan radar
  1. Menggunakan kompas magnit
6.1        Menjelaskan penggunaan kompas magnit 6.2        Menggunakan kompas dalam mengemudikan kapal
6.3        Menggunakan kompas dalam menentukan posisi kapal
6.4        Menggunakan kompas dalam menentukan nilai deviasi dengan mengobservasi benda-benda bumi
6.5        Menggunakan kompas dalam menentukan nilai deviasi dengan mengobservasi matahari
6.6        Merawat kompas
  1. Menggunakan gyro kompas
7.1        Menjelaskan penggunaan gyro kompas 7.2        Menggunakan kompas gyro dalam mengemudikan kapal dan menentukan posisi kapal
7.3        Menggunakan kompas gyro dalam menentukan nilai deviasi dengan mengobservasi benda-benda bumi
7.4        Menggunakan kompas gyro dalam menentukan nilai deviasi dengan mengobservasi matahari
7.5        Merawat gyro kompas
  1. Menggunakan berbagai parameter meteorologi
8.1        Menjelaskan berbagai parameter meteorologi 8.2        Mengidentifikasi kondisi cuaca
8.3        Mengukur tekanan udara
8.4        Mengukur suhu udara
8.5        Mengukur kelembaban udara
8.6        Mengukur arah dan kecepatan angin
8.7        Menggunakan sumber-sumber berita cuaca dan tipenya
  1. Mengolah gerak dan mengendalikan kapal.
9.1        Menjelaskan olah gerak kapal 9.2        Mengolah gerak kapal saat sandar, lepas sandar di pelabuhan dan antar kapal di laut
9.3        Mengolah gerak kapal saat operasi penangkapan ikan
9.4        Mengolah gerak kapal di perairan dangkal dan pengendalian kapal penangkap ikan pada cuaca buruk
9.5        Mengolah gerak kapal saat kondisi darurat dan tunda
9.6        Mengolah gerak saat sandar, lepas sandar, labuh jangkar pada berbagai kondisi angin dan arus
9.7        Mengolah gerak kapal pada perairan dengan jalur pemisah dan alur pelayaran sempit dengan kecepatan aman
10.  Mengoperasikan instalasi tenaga penggerak utama kapal 10.1    Menjelaskan pengoperasian instalasi tenaga penggerak utama kapal 10.2    Mendemonstrasikan cara merawat mesin penggerak utama
10.3    Menjelaskan fungsi bagian baling-baling dan poros baling-baling
10.4    Menjelaskan fungsi Oily Water Separator (OWS) dan peralatan penyaringan oli
10.5    Mengidentifikasi mesin-mesin dek dan kemudi
10.6    Menjelaskan sistem kontrol di atas kapal
10.7    Menghitung pemakaian bahan bakar
11.  Melakukan komunikasi di kapal dalam keadaan normal 11.1    Menjelaskan komunikasi di kapal dalam keadaan normal 11.2    Melakukan komunikasi dengan isyarat visual
11.3    Melakukan komunikasi dengan isyarat bunyi
11.4    Melakukan komunikasi dengan telepon dan komunikasi radio
12.  Melakukan komunikasi di kapal dalam keadaan darurat 12.1    Menjelaskan komunikasi di kapal dalam keadaan darurat 12.2    Melakukan komunikasi dengan isyarat visual
12.3    Melakukan komunikasi dengan isyarat bunyi
12.4    Melakukan komunikasi dengan telepon dan komunikasi radio
12.5    Menggunakan isyarat bahaya darurat yang sesuai dengan standar IMO
12.6    Melakukan SAR untuk kapal lain sesuai standar prosedur yang ditentukan
13.  Melaksanakan penanganan dan penyimpanan hasil tangkap 13.1    Menjelaskan penanganan dan penyimpanan hasil tangkap 13.2    Menghitung hasil tangkapan di atas dek
13.3    Melakukan penanganan ikan secara higienis
13.4    Menjelaskan kualitas hasil tangkapan
13.5    Menerapkan prinsip-prinsip jaminan mutu
13.6    Menjelaskan terjadinya pembusukan ikan dan cara mengatasinya
13.7    Melakukan penyimpanan hasil tangkapan
14.  Melakukan penangkapan ikan dengan berbagai alat 14.1    Menjelaskan penangkapan ikan dengan berbagai alat tangkap 14.2    Mengoperasikan jaring lingkar,payang dan insang
14.3    Mengoperasikan alat tangkap bubu
14.4    Mengoperasikan jaring trawl
14.5    Mengoperasikan alat tangkap pancing (line)
14.6    Merawat alat tangkap
15.  Menerapkan manajemen kapal penangkap ikan 15.1    Menjelaskan sistem manajemen kapal penangkap ikan 15.2    Menerapkan manajemen kapal penangkap ikan
15.3    Menerapkan perencanaan operasi penangkapan ikan dan docking kapal
15.4    Melakukan perhitungan eksploitasi per trip
15.5    Menentukan daerah penangkapan
15.6    Melakukan monitoring daerah penangkapan
15.7    Membuat laporan kegiatan operasi penangkapan
16.  Melaksanakan kegiatan di pelabuhan perikanan 16.1    Menjelaskan kegiatan Pelabuhan Perikanan 16.2    Menerapkan peraturan kepelabuhan perikanan
16.3    Menjalankan prosedur yang berhubungan dengan pabean dan imigrasi
16.4    Merencanakan persiapan keluar masuk pelabuhan
16.5    Melaksanakan bongkar muat di pelabuhan perikanan
17.  Melakukan perawatan alat tangkap ikan 17.1    Menjelaskan perawatan alat tangkap dan alat bantu penangkapan 17.2    Merawat alat tangkap ikan dan peralatan dek
17.3    Merawat alat bantu penangkapan ikan
18.  Menggunakan sistem elektronik untuk penangkapan ikan 18.1    Menjelaskan sistem elektronik untuk penangkapan ikan 18.2    Menerapkan prinsip dasar pengoperasian peralatan elektronik untuk penangkapan ikan
18.3    Mengoperasikan echo sounder
18.4    Mengoperasikan fish finder
18.5 Mengoperasikan sonar
18.6    Mengoperasikan radio direction finder (RDF)
19.  Menerapkan hukum perikanan 19.1    Menjelaskan hukum perikanan 19.2    Mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab kapal untuk memperoleh, menjaga validitas hukum dan membawa sertifikat dan dokumen yang harus ada pada kapal perikanan
19.3    Mengidentifikasi tanggung jawab atas Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF)
19.4    Mengidentifikasi ketentuan umum peraturan nasional yang berkaitan dengan kapal perikanan

19.5    Mengidentifikasi peraturan perundangan yang berkaitan dengan seluruh aspek penangkapan ikan
20.  Memahami tatalaksana perikanan yang bertanggung jawab 20.1    Menjelaskan CCRF (Code of Conduct for Responsible Fisheries) 20.2    Menjelaskan efek samping kerusakan habitat akibat hilangnya alat tangkap ikan
20.3    Menjelaskan kerusakan habitat ikan akibat kegiatan kegiatan yang berakibat merusak
20.4    Menguraikan tujuan memelihara daya dukung sumberdaya laut
20.5    Menjelaskan manfaat ikan sebagai bahan makanan yang baik
20.6    Menjelaskan sebab-sebab terjadinya konflik kapal/alat tangkap
20.7    Menjelaskan tanggung jawab pemerintah dalam hal perikanan
21.  Menerapkan oceanografi dalam penangkapan ikan 21.1    Menjelaskan oceanografi dalam penangkapan ikan 21.2    Menetapkan daerah penangkapan ikan berdasar oceanografi
21.3    Menjelaskan pembagian perairan
21.4    Menjelaskan pengaruh-pengaruh oceanografi
22.  Menggunakan bahasa Inggris maritim dan perikanan 22.1    Menjelaskan bahasa Inggris maritim dan perikanan 22.2    Mengidentifikasi istilah-istilah maritim dan perikanan dalam bahasa Inggris
22.3    Menjelaskan bagian dan kelengkapan kapal dalam bahasa Inggris
22.4    Menggunakan komunikasi dalam bahasa Inggris di kapal.
  1. Teknika Kapal Penagkap Ikan (055)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
  1. Mengoperasikan mesin penggerak utama kapal perikanan
1.1        Melakukan persiapan pengoperasian mesin penggerak utama 1.2        Mengoperasikan mesin utama
1.3        Memeriksa kondisi operasi mesin utama
1.4        Mengatasi gangguan-gangguan pada mesin utama
1.5        Melakukan pemeliharaan saat operasi mesin
  1. Melakukan perawatan mesin penggerak utama kapal perikanan
2.1        Menjelaskan perawatan mesin penggerak utama kapal 2.2        Melakukan perawatan mesin penggerak utama kapal
2.3        Melakukan perbaikan mesin penggerak utama kapal
2.4        Melakukan perawatan tahunan mesin penggerak utama kapal
  1. Melakukan perawatan mesin bantu dek dan mesin bantu penangkapan
3.1        Menjelaskan mesin-mesin bantu di kapal 3.2        Mengoperasikan mesin bantu dek
3.3        Mengoperasikan mesin bantu penangkapan
3.4        Melakukan perawatan mesin dek
3.5        Melakukan perawatan mesin bantu penangkapan
  1. Mengoperasikan peralatan otomatis
4.1        Menjelaskan pengendalian kapal penangkap ikan 4.2        Menjelaskan peralatan otomatis di kapal perikanan
4.3        Mengoperasikan peralatan otomatis
4.4        Merawat peralatan otomatis
4.5        Mendiagnosa gangguan peralatan otomatis
  1. Mengoperasikan sistem kelistrikan kapal
5.1        Menjelaskan sistem kelistrikan kapal 5.2        Mengidentifikasi sistem kelistrikan kapal perikanan

5.3        Mengoperasikan sistem kelistrikan kapal 5.4        Menjaga sistem kelistrikan kapal
5.5        Melakukan perawatan sistem kelistrikan kapal
  1. Mengoperasikan dan merawat sistem refrigerasi
6.1        Menjelaskan sistem refrigerasi 6.2        Mengidentifikasi komponen mesin refrigerasi
6.3        Mengoperasikan mesin refrigerasi
6.4        Melacak gangguan-gangguan pada sistem refrigerasi
6.5        Merawat sistem refrigerasi
6.6        Memperbaiki sistem refrigerasi
  1. Melakukan kerja bengkel
7.1        Menjelaskan dasar-dasar kerja bengkel 7.2        Mengikir benda kerja
7.3        Mengebor benda kerja
7.4        Melakukan pembubutan
7.5        Melakukan pengelasan
  1. Melakukan dinas jaga mesin
8.1        Menerapkan dinas jaga mesin 8.2        Menjaga kondisi operasi mesin
8.3        Mengatasi gangguan permesinan selama dinas jaga
  1. Memilih bahan teknik
9.1        Mengidentifikasi bahan teknik 9.2        Melakukan pemilihan bahan teknik
9.3        Menghitung kebutuhan bahan
9.4        Melakukan pengujian
  1. Menggambar teknik
10.1    Mempersiapkan gambar teknik 10.2    Merancang gambar teknik
10.3    Menggambar bagian mesin
10.4    Menerapkan gambar teknik
  1. Menerapkan penanganan hasil tangkap
11.1    Menjelaskan prinsip-prinsip hasil tangkap 11.2    Menyimpan hasil tangkapan
11.3    Melakukan proses pendinginan dan pembekuan hasil tangkapan
11.4    Menjaga mutu produk hasil tangkapan
  1. Merawat alat penangkap ikan
12.1    Menjelaskan alat tangkap ikan 12.2    Mengidentifikasi bahan alat tangkap ikan
12.3    Melakukan perawatan alat tangkap
  1. Menerapkan penangkapan ikan dengan berbagai alat tangkap
13.1    Menjelaskan teknik penangkapan ikan 13.2    Mengoperasikan jaring payang
13.3    Mengoperasikan jaring pukat ikan
13.4    Mengoperasikan jaring insang (gill net)
13.5    Mengoperasikan jaring purse seine
13.6    Mengoperasikan pancing (long line).
  1. Nautika Kapal Niaga (056)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
  1. Merencanakan pelayaran dalam berbagai posisi dan arah haluan kapal
1.1        Merencanakan pelayaran pada berbagai kondisi perairan 1.2        Menerapkan berbagai publikasi navigasi dalam pelayaran
1.3        Menggunakan benda/alat bantu navigasi, dalam pelayaran
1.4        Menentukan posisi kapal dengan benda darat
1.5        Menentukan posisi duga kapal
1.6        Menentukan posisi kapal dengan alat navigasi elektronik
1.7        Menentukan posisi kapal dengan matahari
  1. Menggunakan alat navigasi konvesional
2.1        Mengoperasikan alat perum tangan 2.2        Mengoperasikan alat magnetik kompas
2.3        Mengoperasikan alat sextan
2.4        Mengoperasikan alat pejera celah benang
2.5        Mengoperasikan alat pelorus
2.6        Mengoperasikan alat azimut circle
2.7        Mengoperasikan alat chronometer
2.8        Mengoperasikan alat topdal tunda
  1. Menggunakan alat navigasi elektronis
3.1        Mengoperasikan alat gyro kompas 3.2        Mengoperasikan alat gyro pilot
3.3        Mengoperasikan alat radar
3.4        Mengoperasikan alat RDF
3.5        Mengoperasikan alat GPS
3.6        Mengoperasikan alat topdal chernikef
3.7        Mengoperasikan alat echo sounder
3.8        Mengoperasikan alat sonar
3.9        Mengoperasikan alat course recorder
  1. Melakukan tugas dinas jaga di kapal
4.1        Menerapkan P2TL (Peraturan Pencegahan Tubrukan dilaut ) 4.2        Melakukan tugas dinas jaga navigasi
4.3        Menerapkan prosedur kelompok kerja anjungan
4.4        Memonitor rute pelayaran
4.5        Melakukan tugas-tugas dinas jaga dalam kondisi daerah yang berbeda-beda
4.6        Melakukan tugas dinas jaga di pelabuhan kapal sandar
4.7        Melakukan tugas dinas jaga labuh jangkar
4.8        Melakukan tugas dinas jaga dalam cuaca buruk
  1. Menggunakan radar
5.1        Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi dan penampilan radar 5.2        Mengoperasikan radar dan menjaga tampilan radar
5.3        Menghitung haluan dan kecepatan kapal target dengan radar.
5.4        Menentukan posisi kapal ,CPA, TCPA dan aspek
5.5        Mencegah bahaya tubrukan dengan radar
5.6        Menerapkan P2TL dengan radar
  1. Menggunakan kompas magnit
6.1        Menggunakan kompas magnit kering 6.2        Menggunakan kompas magnit basah
6.3        Menggunakan kompas dalam mengemudikan kapal
6.4        Menggunakan kompas dalam menentukan posisi kapal
6.5        Menerapkan perawatan kompas
6.6        Menggunakan kompas dalam menentukan nilai deviasi dengan mengobservasi benda-benda bumi
6.7        Menggunakan kompas dalam menentukan nilai deviasi dengan mengobservasi matahari
  1. Menggunakan gyro kompas
7.1        Menggunakan kompas gyro dalam mengemudikan kapal 7.2        Menggunakan kompas gyro dalam menentukan posisi kapal
7.3        Menerapkan perawatan kompas gyro
7.4        Menggunakan kompas gyro dalam menentukan nilai deviasi dengan mengobservasi benda-benda bumi
7.5        Menggunakan kompas gyro dalam menentukan nilai deviasi dengan mengobservasi matahari
  1. Menggunakan berbagai macam parameter meteorologi
8.1        Menjelaskan kondisi cuaca 8.2        Mengukur tekanan udara
8.3        Mengukur suhu udara
8.4        Mengukur kelembaban udara
8.5        Mengukur arah dan kecepatan angin
8.6        Menggunakan sumber-sumber berita cuaca dan tipenya
  1. Mengolah gerak dan mengendalikan kapal.
9.1        Mengolah gerak kapal saat sandar, lepas sandar di pelabuhan dan antar kapal di laut 9.2        Menjelaskan pengaruh angin, arus, pasang surut pada penanganan kapal
9.3        Mengolah gerak kapal di perairan dangkal
9.4        Mengolah gerak kapal saat memberikan pertolongan kepada orang dan kapal lain dalam keadaan bahaya
9.5        Mengolah gerak kapal saat menunda dan ditunda
9.6        Mengolah gerak kapal saat menolong orang jatuh ke laut
9.7        Mengolah gerak kapal saat labuh jangkar pada berbagai kondisi angin dan arus
9.8        Mengolah gerak kapal saat menaikkan orang dari sekoci atau life craft
9.9        Mengolah gerak kapal pada perairan dengan jalur pemisah dan alur pelayaran sempit
9.10    Mengolah gerak kapal dengan kecepatan aman
10.  Mengoperasikan instalasi tenaga penggerak utama kapal 10.1    Memahami cara menerapkan perawatan mesin penggerak utama 10.2    Menguraikan fungsi bagian baling-baling dan poros baling-baling
10.3    Menjelaskan fungsi oily water separator (OWS) dan peralatan penyaringan oli
10.4    Menjelaskan mesin-mesin dek dan kemudi
10.5    Menjelaskan sistem kontrol di atas kapal
10.6    Menghitung pemakaian bahan bakar
11.  Melakukan komunikasi di kapal dalam keadaan normal 11.1    Melakukan komunikasi dengan isyarat visual 11.2    Melakukan komunikasi dengan isyarat bunyi
11.3    Melakukan komunikasi dengan telepon dan komunikasi radio
12.  Melakukan komunikasi di kapal dalam keadaan darurat 12.1    Melakukan komunikasi dengan isyarat visual 12.2    Melakukan komunikasi dengan isyarat bunyi
12.3    Melakukan komunikasi dengan telepon dan komunikasi radio
12.4    Menggunakan isyarat bahaya darurat yang sesuai dengan standar IMO
12.5    Melakukan SAR untuk kapal lain sesuai standar prosedur yang ditentukan
13.  Menggunakan bahasa Inggris maritim dan perikanan 13.1    Menjelaskan istilah-istilah maritim dan perikanan dalam bahasa Inggris 13.2    Menjelaskan bagian dan kelengkapan kapal dalam bahasa inggris
13.3    Melakukan komunikasi dalam bahasa Inggris di kapal.
  1. Teknika Kapal Niaga (057)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
  1. Membuat gambar permesinan kapal
1.1        Menggunakan alat-alat gambar 1.2        Menggambar permesinan, bagian dari mesin induk
1.3        Menggambar permesinan, bagian dari permesinan bantu
1.4        Menggambar sistem dan komponen pemipaan
  1. Menerapkan prinsip kelistrikan
2.1        Menentukan sistem kelistrikan kapal 2.2        Mengukur dan mencoba peralatan listrik
2.3        Mengoperasikan generator
2.4        Menerapkan pengawasan terhadap kinerja peralatan listrik
2.5        Mengoperasikan peralatan listrik dan elektronik
2.6        Melaksanakan perawatan peralatan listrik
  1. Mengoperasikan mesin diesel
3.1        Menguraikan sistem pembakaran 3.2        Menguraikan sistem penjalan
3.3        Menentukan prinsip kerja jenis pompa bahan bakar tekanan tinggi
3.4 Menentukan fireng order
3.5        Menjalankan mesin diesel
3.6        Menghitung tenaga mesin
3.7        Melaksanakan perawatan mesin diesel
  1. Mengoperasikan mesin turbin uap
4.1        Menerapkan prinsip kerja mesin turbin uap 4.2        Menentukan jenis-jenis turbin uap
4.3        Menentukan bagian-bagian mesin turbin uap
4.4        Menguraikan sistem penjalan mesin
4.5        Menjalankan mesin turbin uap
4.6        Melaksanakan perawatan mesin turbin uap
  1. Mengoperasikan ketel uap
5.1        Menentukan jenis-jenis ketel uap 5.2        Menentukan bagian-bagian ketel uap
5.3        Menentukan appendasis ketel uap
5.4        Menguraikan sistem menjalankan ketel
5.5        Mengoperasikan ketel uap
5.6        Melaksanakan perawatan ketel uap
  1. Mengoperasikan komponen permesinan bantu
6.1        Menguraikan prinsip kerja sistem-sistem permesinan bantu 6.2        Mengoperasikan jenis-jenis pompa displacement
6.3        Mengoperasikan jenis-jenis pompa kinetik (sentrifugal)
6.4        Mengoperasikan kompresor
6.5        Mengoperasikan heat exchangers
6.6        Mengoperasikan purifier dan clarifier
6.7        Melaksanakan perawatan komponen permesinan bantu
  1. Mengoperasikan instalasi permesinan bantu
7.1        Menguraikan prinsip kerja setiap jenis instalasi mesin kemudi 7.2        Mengoperasikan instalasi mesin kemudi
7.3        Menguraikan prinsip kerja setiap jenis instalasi pembuatan air tawar dari air laut (Fresh Water Generator).
7.4        Mengoperasikan instalasi pembuatan air tawar dari air laut
7.5        Mengoperasikan instalasi mesin pendingin
7.6        Melaksanakan perawatan instalasi permesinan bantu
7.7        Melaksanakan perawatan sistem pemipaan instalasi permesinan
  1. Menerapkan sistem kontrol
8.1        Menentukan jenis-jenis sistem kontrol 8.2        Menjelaskan prinsip kerja setiap jenis komponen dan sistem kontrol
8.3        Mengoperasikan setiap jenis sistem kontrol
8.4        Melaksanakan perawatan setiap sistem kontrol
  1. Menerapkan sistem pemipaan
9.1        Menjelaskan prinsip kerja dari jenis-jenis katup 9.2        Mengoperasikan jenis-jenis katup
9.3        Melaksanakan perawatan filter-filter
9.4        Menentukan paking-paking sambungan
9.5        Melaksanakan perawatan pipa-pipa
10.  Menerapkan penggunaan peralatan bengkel 10.1    Menentukan peralatan bengkel 10.2    Menjelaskan prinsip kerja setiap jenis mesin bengkel
10.3    Menggunakan setiap jenis peralatan bengkel
10.4    Menerapkan keselamatan kerja di kapal
10.5    Melaksanakan perawatan perkakas bengkel
11.  Melaksanakan tugas jaga 11.1    Menjelaskan kondisi normal permesinan yang sedang beroperasi 11.2    Menerapkan prosedur jaga kamar mesin
11.3    Menentukan penyimpangan kondisi permesinan
12.  Menerapkan dasar-dasar kenautikaan 12.1    Mendeskripsikan peralatan navigasi 12.2    Menerapkan teknik menjangka peta
12.3    Menjelaskan cara-cara memuat
13.  Melakukan komunikasi maritim internasional 13.1    Menggunakan komunikasi lisan dalam bahasa Inggris 13.2    Menggunakan komunikasi tulisan dalam bahasa Inggris.
Baca Juga
Materi , SKKD , SILABUS , RPP , Modul, Materi, KISI-KISI SOAL , SOAL TRY OUT  , SOAL UAN  , UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN, Uji Kompetensi Kejuruan, Lomba Kompetensi Siswa , Jaringan Pendidikan Internet.

Merencanakan pelayaran


Pada abad ke-21, bila anda berlayar anda harus mengambil keprutusan dari  dunia ( modern dan kuno ) yang mengatakan bahwa anda bisa dapat menentukan  posisi kapal Anda : dengan peta, kompas dan pensil, namun anda harus cukup akrab dengan peralatan elektronik dan lain-lain yang dibuat,  ( untuk mempermudah hidup anda).
Kuno, paling mahal dan paling tidak terlalu efektif adalah alat navigasi radio pencari arah – RDF. Hal ini tidaklah terlalu akurat dan harga lebih mahal dibanding sistem loran, yang lebih tepat dan menyajikan informasi dalam suatu bentuk visual, yang mungkin lebih baik digunakan. Yang paling penting sistem navigasi radio untuk non-profesional saat ini adalah Loran-C dan GPS (Global Positioning System). Sistem pantai Loran berbasis gelombang radio transmisi, sedangkan GPS menerima sinyal dari satelit di orbit bumi. GPS yang paling akurat, paling mahal, dan paling rentan terhadap atmosfer.
Baik Loran dan GPS memiliki fungsi yang sama – yang utama adalah untuk memberikan informasi posisi kapal  (POS – posisi). Mereka juga memberikan SOG (kecepatan di atas tanah), COG (tentu saja di atas tanah), range (jarak) untuk tujuan (Ping), membawa dari tujuan (BRG), perkiraan waktu kedatangan (ETA), Waktu yang Diperlukan untuk Dapatkan ke tujuan (TTG), kecepatan (VMG), XTG (cross-track error), dan tentu saja, tanggal dan waktu.  Sebagian GPS  juga memiliki apa yang disebut port NMEA , di bagian belakang instrumen, untuk koneksi dengan perangkat elektronik lainnya seperti kedalaman (sounder), Auto pilot, laptop, dan peralatan lainnya.
Penggunaan efektif dari posisi (POS) adalah terkait erat dengan skala atau ketepatan tabel digunakan. Akurasi yang dapat diandalkan dengan sebagian besar unit yang sejauh tersedia adalah sekitar 100 m.  Jadi ini seharusnya tidak menjadi masalah di laut lepas atau mendekati pantai, tetapi ketika Anda sangat dekat dengan pelabuhan, atau ke pantai, Anda harus melakukan secara manual – yaitu, Anda harus waspada, dan untuk memperhitungkan dengan sangat baik dan tepat situasi sehingga Anda masuk pelabuhan dan mem baring dengan aman dan jelas. Sangat menarik untuk melihat bagaimana lingkaran kesalahan GPS berkurang dengan meningkatnya skala. Untuk skala 1:5000 bagan dari kesalahan lingkaran dengan diameter 2 cm, untuk 1:80 000, diameter lingkaran ini adalah sekitar 1 – 2 mm. Kecepatan di atas tanah (SOG) pengukuran yang Anda butuhkan hanya untuk perbandingan dengan data yang anda peroleh dari speedometer atau log – sehingga Anda memahami pasang surut dan arus sungai.
GPS dapat memiliki peranan tak ternilai dalam merencanakan suatu kursus, karena Anda dapat memasukkan titik arah perjalanan, atau tujuan dan perangkat ini akan menghitung saja, jarak, dan perkiraan waktu untuk setiap titik dari perjalanan. Karena peralatan ini memiliki memori besar, mereka benar-benar dapat menyimpan banyak informasi tentang arus, yang karang, juga kompas deviasi / variasi.  Hal ini perlu untuk mengatakan bahwa (asalkan Anda tahu bagaimana menggunakannya dengan benar!) GPS adalah cara yang lebih cepat dan lebih aman untuk menghitung daripada dengan cara manual. Anda dapat memilih untuk kursus keluaran antara lingkaran besar dan rhumb baris. Yang TTG dan fungsi ETA membantu perencanaan kursus yang sangat penting.

Selasa, 22 November 2011

Soal Dinas jaga dan P2TL Tingkat III SMK Pelayaran




SOAL – SOAL DINAS JAGA & P2TL  KELAS III NAUTIKA

1)      Apakah tugas utama seorang Perwira Navigasi jika mengalami jarak tampak terbatas jelaskan ?
2)      Jelaskan 4 hal pokok dalam melaksanakan tugas jaga navigasi bagi seorang perwira ?
3)      Pada situasi bagaimanakah seorang Perwira Jaga Navigasi harus memberitahu Nakoda jelaskan 5 alasan anda ?
4)      Sebutkan dan Jelaskan 5 hal-hal pokok bagi Tugas Jaga seorang Perwira Pengganti pada saat memperoleh kepastian-kepastian dalam serah terima tugas jaga ?
5)      Apakah arti dari sosok penerangan sebagai berikut :

1)      Jelaskan bagaimana isyarat penerangan dan sosok benda pada jenis kapal – kapal dibawah ini :
A.    Kapal Pandu ?
B.     Kapal yang sedang menyapu ranjau ?
C.     Kapal Tenaga yang panjangnya 50 meter sedang Angcord ?
D.    Kapal Layar panjang 20 meter ?
2)      Jika anda sebagai Perwira Navigasi sedang melakukan Manuver / Olah gerak kapal dalam dinas jaga, secara tiba – tiba harus digantikan oleh Perwira Pengganti lain, apakah hal ini dibenarkan menurut prosedur serah terima tugas jaga, jelaskan alasan anda mengahadapi masalah ini ?
3)      Jelaskan Gambar dibawah ini adalah jenis kapal apa berdasarkan isyarat dan sosok benda sbb :



1)      Bagaimana tindakan menghindari tubrukkan yang diatur dalam P2TL menurut aturan 8 jelaskan ?
2)      Jelaskan apa yang dimaksud kecepatan aman berdasarkan aturan 6 P2TL ?

PERKAPALAN LAUT
BAG I KAPAL LAUT & MUATANNYA

01.     PENGERTIAN KAPAL LAUT.

a.      Pasal 309 ayat ( 1 ) KUHD berbunyi “ Kapal adalah semua alat berlayar apapun Namanya dan Sifatnya “  Jadi Kapal adalah ; apa saja, asal termasuk dalam pengertian “ alat berlayar, tetapi dalam pengertian alat berlayar atau kapal itu, unsurnya dapat berlayar bukan merupakan unsur mutlak, sebab “ Perahu Tempat tinggal “ ( Woonark ) termasuk dalam pengertian kapal.

Contoh :

1.        Kapal Karam
2.       Mesin Penggaruk Lumpur
3.       Alat Pengangkat terapung

b.      Benda-benda tersebut tidak dapat bergerak di air dengan Kekuatan sendiri, sebab jika harus pindah tempat, benda-benda tersebut harus ditarik oleh kapal lain. Jadi benda-benda tersebut bukan diperuntukkan bagi pelayaran, bahkan sebaliknya benda tersebut berada disuatu tempat tertentu. Walaupun demikian ada cukup alasan untuk mengelompokkan benada-benda tersebut dalam pengertian alat berlayar.

c.        Menurut pembentuk undang-undang maupun yurisprudensi istilah “ Vaartuig “ mempunyai arti yang luas kecuali kapal atau perahu yang kita lihat sehari-hari.

Misalkan ; dok apung, mesin pengeruk lumpur, mesin penyedot pasir, mesin pengisap gandum, Jembatan Perahu, rakit, perahu tambang, dan lain-lain yaitu semua jenis benda yang dapat atau diperuntukkan bagi kapal berlayar, tetapi olah pasal 312 dan 749 alenia 2 KUHD adalah dianggap kapal.

Misalkan ; alat pengeboran minyak dilepas pantai termasuk dalam pengertian Kapal karena selalu dapat dilepaskan dan dihubungkan dengan dasar laut jika alat itu akan dipakai mengebor ditempat laut atau jika akan diperbaiki dibengkel.

d.      Kesimpulan.

Alat berlayar adalah “ ( Vaartuig ) adalah benda yang mempunyai sifat yaitu mengapung, dan bergerak di air, dengan catatan bahwa sifat itu tidak harus terus menerus ada.


02.    BAGIAN DAN ALAT PERLENGKAPAN KAPAL.

a.      Kapal itu tidak hanya terdiri dari kerangka kapal ( Kasko ) saja tetapi alat perlengkapan yaitu benda-benda diluar kerangka kapal yang digunakan untuk kapal itu selamanya. Benda-benda tersebut dapat dilepaskan dari tempat duduknya dikapal tanpa merusak kapal itu. Misalkan ; Radar, Sauh, Kemudi, Tali Temali, rantai jangkar, perahu penolong, Kompas, dll. Alat perlengkapan ini menururt pasal 309 alenia ( 3 ) KUHD menentukan yang dimaksud dengan alat perlengkapan kapal adalah segala benda yang bukan bagian kapal itu sendiri namun diperuntukkan untuk selamanya dipakai tetap dalam kapal.

b.      Dalam pasal 309 alenia 3 KUHD menyatakan bahwa alat perlengkapan itu bukan bagian dari kapal. Dan yang dimaksud bagian dari kapal adalah benda-benda yang menjadi satu dengan kerangka kapal, sehingga jika benda itu diambil atau dilepaskan maka kapal menjadi rusak. Misalnya ; Anjungan, Lunas Kapal, Haluan Kapal, Buritan Kapal dan jika bagian tersebut dibongkar maka kapal itu rusak.

03.    PENGERTIAN KAPAL LAUT.

a.      Pasal 310 alenia 1 KUHD berbunyi “ Kapal laut adalah semua kapal yang dipakai untuk pelayaran dilaut atau yang yang diperuntukkan untuk “ Itu “ Karena rumusan difinisi kapal laut mempunyai beberapa pertanyaan :

1.        Jika kapal itu dipakai sekali untuk pelayaran apakah disebut kapal laut ?
2.       Jika sesekali kapal itu dipakai pelayaran dilaut atau kadang pelayaran perairan  didarat apakah sifat itu berubah ?
3.       Pengertian Peruntukkan disudut pengusaha kapal Subyektif atau obyektif dari bentuk kapal secara nyata ?
b.      Kualifikasi sebuah kapal sangat penting dalam pendaftaran kapal, yang terdiri atas 3 Macam :

1.        Pendaftaran kapal laut
2.       Kapal Nelayan
3.       Kapal Perairan Darat

Kualifikasi yang sulit untuk pendaftaran kapal adalah Kualifikasi Kapal laut dan Kapal perairan darat karena singkatnya rumusan dan definisi kapal tersebut.

P2TL DAN DINAS JAGA UNTUK PELAUT DASAR (BAGIAN 2)




BAB IV
PENERANGAN DAN SOSOK BENDA

Indikator keberhasilan :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat  mampu menjelaskan 
tentang pengertian dan  jenis-jenis dari penerangan dan sosok benda.
         



  
A.     Penerangan
Penerangan yang dimaksud disini adalah lampu-lampu yang wajib diperlihatkan oleh sebuah kapal pada keadaan tertentu. Penerangan tersebut wajib diperlihatkan mulai dari matahari tenggelam sampai dengan matahari terbit dan boleh diperlihatkan pada saat matahari terbit sampai matahari tenggelam pada keadaan tertentu ( asap tebal, kabut, badai salju, hujan angin ).
1.       Jenis-jenis penerangan
a.      Penerangan Tiang adalah penerangan putih yang dipasang di atas sumbu muka belakang kapal yang menunjukkan cahaya yang tidak terputus – putus dengan busur cakrawala 225 derajat.
untuk  kapal  yang : 
Panjang  <  50  meter  à  satu   buah  pen. tiang.
Panjang  ≥  50  meter  à  dua   buah   pen.  Tiang
 Sektor  tampak :  225 °



 

b.      Penerangan Lambung adalah penerangan hijau dilambung kanan dan merah di lambung kiri yang menunjukkan cahaya yang tidak terputus – putus dengan busur cakrawala 112,5 derajat.
Penerangan  lambung :
         Kanan  :  hijau
         Kiri :  merah      112 ½ °                            






c.      Penerangan Buritan adalah penerangan putih yang dipasang di buritan yang menunjukkan cahaya yang tidak terputus-putus meliputi busur cakrawala 135 derajat.

 Penerangan  buritan  +   Penerangan   tunda
     Buritan  :  putih
     Tunda :  kuning

d.      Penerangan tunda adalah penerangan berwarna kuning yang dipasang di buritan yang menunjukkan cahaya yang tidak terputus – putus meliputi busur cakrawala 135 derajat.
e.      Penerangan Keliling adalah penerangan yang menunjukkan cahaya yang tidak terputus – putus meliputi busur cakrawala 360 derajat ( warna merah, hijau, putih, atau kuning ).
f.        Penerangan Cerlang adalah penerangan yang mempunyai karakter 120 kedipan atau lebih setiap menitnya.

Kapal  yang sedang berlayar dan mempunyai laju terhadap air harus menyalakan  penerangan  tiang, penerangan lambung , dan penerangan buritan.
B.     Sosok benda
Sosok Benda adalah sebuah bentuk tertentu berwarna hitam yang harus diperlihatkan oleh kapal jika dalam keadaan tertentu, mulai dari matahari terbit sampai dengan matahari terbenam. Jenis – jenisnya adalah bola – bola, kerucut, belah ketupat dan silinder











                
















C.     Rangkuman
Penerangan adalah lampu-lampu yang wajib diperlihatkan oleh sebuah kapal pada keadaan tertentu. Penerangan tersebut wajib diperlihatkan mulai dari matahari tenggelam sampai dengan matahari terbit. Jenis-jenis penerangan antara lain penerangan ; tiang, lambung, buritan, tunda, keliling dan cerlang.
Sosok Benda adalah sebuah bentuk tertentu berwarna hitam yang harus diperlihatkan oleh kapal jika dalam keadaan tertentu, mulai dari matahari terbit sampai dengan matahari terbenam. Jenis – jenisnya adalah bola – bola, kerucut, belah ketupat dan silinder
D.     Latihan
1.      Apa yang dimaksud dengan penerangan?
2.      Apa yang dimaksud dengan sosok benda?
3.      Berapa sektor nampak penerangan tiang, penerangan lambung dan penerangan buritan?
4.      Apa yang dimaksud dengan penerangan keliling dan penerangan cerlang!
5.      Kapan penerangan dan sosok benda diperlihatkan?


BAB V
ISYARAT BUNYI

Indikator keberhasilan :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta 
diklat  mampu menjelaskan isyarat olah 
gerak dan isyarat tampak terbatas yang di perdengarkan oleh kapal..
           




A.     Isyarat Olah Gerak
Isyarat olah gerak adalah isyarat bunyi yang diperdengarkan saat kapal sedang berolah gerak (belok kanan, belok kiri, mundur, menyusul).
Kata “ suling “ berarti alat isyarat bunyi yang dapat menghasilkan tiupan-tiupan yang ditentukan dan yang memenuhi perincian-perincian didalam Lampiran III Peraturan-peraturan P2TL 1972.
Istilah “ tiup pendek “ berarti tiupan yang lamanya kira-kira satu detik
Istilah “ tiup panjang “ berarti tiupan yang lamanya 4 sampai 6 detik.
Jika kapal tenaga sedang berlayar dalam keadaan saling melihat satu sama lain, isyarat yang diperdengarkan adalah :
1.      Satu tiup  pendek  ( · )  artinya Saya sedang merubah haluan ke kanan.
2.      Dua tiup pendek ( ·· )  artinya Saya sedang merubah haluan ke kiri.
3.      Tiga tiup pendek ( ···)  artinya Mesin saya sedang bergerak mundur.
4.      Setiap kapal boleh menambah isyarat – isyarat suling di atas dengan isyarat – isyarat cahaya atau cerlang.
5.      Jika kapal dalam situasi penyusulan ( saling melihat di dalam alur pelayaran / air pelayaran sempit ).
a.      Kapal yang menyusul kapal lain
·    Dua tiup panjang, satu tiup pendek .   (  -  -  ·  )
Artinya Saya hendak menyusul melewati sisi kanan anda
·    Dua tiup panjang, dua tiup pendek .   ( -  - · · )
Artinya Saya hendak menyusul melewati sisi kiri anda.

b.      Kapal yang disusul kapal lain
·    Apabila setuju segera membunyikan :
satu tiup panjang, satu tiup pendek, satu tiup panjang, satu tiup pendek.  ( - · - · )
·    Apabila ragu-ragu segera membunyikan :
sekurang-kurangnya lima tiup pendek dengan cepat.
( ·····)


Isyarat bunyi lain yang dipancarkan oleh kapal yang sedang di assist untuk tug boat pembantu (assist tug ).
a.          Ikatkan tali tug ( · - )
b.          Tarik atau dorong ke kekanan ( · )
c.          Tarik atau dorong kekiri ( · · )    
d.          Tarik kedepan atau mulai memutar ( - )
e.          Tarik ke belakang ( · · · )
f.            Berhenti menarik atau mendorong ( ·· ·· )
g.          Lepas tali tug (- ···· ETC )
h.          Tug mengalami keadaan darurat ( ····· -) 

B.     Isyarat Tampak Terbatas
Isyarat tampak terbatas adalah isyarat bunyi yang diperdengarkan saat kapal memasuki daerah tampak terbatas (daerah yang berkabut). Isyarat tampak terbatas sering disebut dengan istilah isyarat kabut. Sesuai dengan aturan P2TL 1972 setiap kapal yang berada di daerah tampak terbatas Setiap kapal harus berjalan dengan kecepatan aman yang disesuaikan dengan keadaan dan suasana penglihatan terbatas yang ada, kapal tenaga harus menyiapkan mesin-mesinnya untuk segera dapat berolah gerak, setiap kapal harus benar-benar memperhatikan keadaan dan suasana penglihatan terbatas yang ada. Berikut isyarat-isyarat yang diperdengarkan oleh masing-masing kapal saat memasuki daerah tampak terbatas sesuai dengan aturan 35 P2TL 1972 :
1.      Kapal tenaga sedang melaju :
( - ) Satu tiup panjang ( Selang waktu tidak lebih dari 2 menit ).
2.      Kapal tenaga sedang berlayar, tapi berhenti dan tidak melaju :
( -  - ) Dua tiup panjang berturut – turut ( Selang waktu tidak lebih dari 2 menit )
3.      Bagi,
-     Kapal terbatas berolah gerak,
-     Kapal tidak dapat berolah gerak,
-     Kapal terkekang saratnya,
-     Kapal layar,
-     Kapal sedang menangkap ikan,
-     Kapal sedang menunda atau mendorong kapal lain :
( - ··) Satu tiup panjang dua tiup pendek ( Selang waktu tidak lebih dari 2 menit )
4.      Kapal yang ditunda yang paling belakang jika diawaki :
( - ···) Satu tiup panjang, tiga tiup pendek ( Selang waktu tidak lebih dari 2 menit )
5.      Kapal yang sedang berlabuh jangkar :
-             Kapal panjang kurang dari 100 m :
Memukul genta / bel dengan cepat selama kira-kira 5 detik                        ( Selang waktu tidak lebih dari 1 menit ).
-             Kapal panjang lebih dari 100 m :
a)     Memukul genta / bel dengan cepat selama kira-kira 5 detik di bagian depan kapal, diikuti  dengan :
b)     Membunyikan gong dengan cepat selama kira-kira 5 detik di buritan.

Jika terlihat / mendengar ada kapal lain mendekat, boleh membunyikan :
Satu tiup pendek, satu tiup panjang, satu tiup pendek ( · - ·)
Artinya Kapal saya tidak melaju, anda dapat melewati saya dengan hati - hati .

C.     Rangkuman
Isyarat olah gerak adalah isyarat bunyi yang diperdengarkan saat kapal sedang berolah gerak (belok kanan, belok kiri, mundur, menyusul). Isyarat tampak terbatas adalah isyarat bunyi yang diperdengarkan saat kapal memasuki daerah tampak terbatas (daerah yang berkabut). Isyarat tampak terbatas sering disebut dengan istilah isyarat kabut. 
D.     Latihan
1.      Apa yang dimaksud dengan satu tiup pendek?
2.      Apa yang dimaksud dengan istilah satu tiup panjang?
3.      Bagaimana isyarat kabut yang diperdengarkan oleh kapal tenaga sedang berlayar, tapi berhenti dan tidak melaju?
4.      Bagaimana isyarat kabut yang diperdengarkan oleh kapal yang tidak dapat berolah gerak
5.      Apa arti isyarat olah gerak berikut :
a.    Satu tiup pendek
b.    Dua tiup pendek
c.     Tiga tiup pendek


BAB VI
PENUTUP
           

A.     Kesimpulan
Mata diklat P2TL & Dinas Jaga adalah mata diklat produktif yang harus ditempuh oleh peserta diklat pelaut dasar. Dalam mata diklat ini diajarkan tentang peraturan yang berhubungan dengan tugas jaga, peraturan pencegahan penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang, tugas dan tanggung jawab juru mudi saat dinas jaga diatas kapal. Selain itu juga diajarkan bagaimana cara melaksanakan tugas jaga diatas kapal, pengetahuan tentang pengamatan keliling, penerangan dan sosok benda serta isyarat bunyi. Dengan demikian semoga  peserta diklat akan mampu melaksanakan tugasnya sebagai juru mudi diatas kapal.    
B.     Implikasi
Dari hasil pembelajaran yang dilakukan dalam mata diklat P2TL & Dinas Jaga, para peserta diklat dapat memahami  peraturan, tugas dan tanggung jawab serta pengetahuan-pengetahuan dasar kepelautan yang sangat bermanfaat sebagai bekal untuk bekerja sebagai juru mudi di atas kapal.  
C.     Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan   pembelajaran ini, peserta diklat diwajibkan untuk melaksanakan tugas Praktek Laut (Prala) di kapal. Tugas Prala ini dilaksanakan di atas kapal-kapal niaga selama 6 (enam) bulan, agar pengetahuan/teori-teori yang telah diperoleh dapat dipraktekkan di tempat kerja sesungguhnya.  


DAFTAR PUSTAKA
           

1.         Dinas jaga DTPD, Tim BP2IP Tangerang (2005)
2.         STCW ’95 ( incl. amendm ent 2)
3.         A guide to the Collision Avoidance Rules, Cockroft, 5th ed, 1996
6.         Singapore port Information Edition 2004, MPA Singapore 2004